Rabu, 29 Januari 2014

KANTIN MUARA IDE

Post Crew:
Produser                                             : Chen Chabarezy
Sutradara                                            : Ian Liwun
Cameraman                                        : Chen Chabarezy
Editor                                                  : Mesakh
Tata rias                                              : Din dan In
Korlap/team dilapangan                     : Jemy
Scripter                                                : Ian

Skenario                                                : Ian Liwun
Kampus

Film ini menceritakan tentang kehidupan mahasiswa di Kampus Universitas Nusa Nipa ( UNIPA). Mahasiswa di  UNIPA sangat bervariatif baik dari geografis, psikografis, maupun demografis. Rin, Eman, Los, Chimenk,Rentes, Oan, Nona, Yovi, Arlen  adalah Mahasiswa Unipa yang aktif dalam segala bidang, baik internal maupun kegiatan ekstra kampus. Chen Cs ini merupakan tipe mahasiswa yang selalu ada dikampus dan sangat aktif di berbagai organisasi intra maupun ekstra kampus demi mengaktualisaikan diri mereka yang nota bene mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change).selain di kampus Merekapun menjadikan kantin sebagai wadah untuk diskusi tentang berbagai persoalan.hal ini sangat kontra dengan sebagian mahasiswa Unipa lainya, tipekal mahasiswa ini tergolong dalam mahasiswa yang mempunyai pola pikir dan gaya hidup yang menjadikan dunia kampus sebagai wadah untuk promo diri dan hura-hura. Sangat jelas ketika semunya berada dikantin. Bagi mahasiswa seperti mereka menjadikan kantin sebagai tempat untuk berkumpul dan bersenang-senang (minum kopi, merokok,

bahkan sampai pada konsumsi alcohol .Kantipun sebagai wadah atau tempat  untuk mereka menuangkan ide,gagasan dan melahirkan  inspirasi serta kreatifitas demi mengembangkan potensi diri untuk mampu berkompetensi di dunia kerja.

STORY LINE:
1.       Pagi itu Rin dan Eman berjalan menuju kampus UNIPA , terlihat keduanya sedang berbincang-bincang tentang Tugas kuliah.
2.       Keduanya masuk ke Kantin untuk bertemu dengan teman-teman yang sedang diskusi.
3.       Siang itu terjadi aduh argument dari dua kelompok yang sedang diskusi mengenai hal yang berbeda.
4.       Akhir cerita ada ajakan atau pemberian motivasi dari salah kelompok yang tergolong mahasiswa yang aktif dalam semua kegiatan ilmiah baik dikampus maupun diluar kampus, dan merupakan pesan moral kepada teman-teman yang tergolong mahasiswa apatis.

SKENARIO
Scene 1 Ext Depan kampus (Pagi)
Rin dan Eman memasuki pintu gerbang Unipa sambil menatap tulisan yang ada di papan nama Unipa.
Scene 2 Ext halaman Kampus (Pagi)
Suasana Unipa di pagi hari di dalam halaman kampus dan tempat parkir.
Scene 3 Int. Dalam Kantin (Pagi)
Suasana keseluruhan didalam kantin yang ramai dengan pengunjung dengan segala aktivitasnya masing-masing.
Scene 4. Int. dlam kantin (Pagi)
Cast; Rin, Eman, Los, Rentes,Yovi, Nona, Arlen, Cimenk dan Oan.
Los :
 Saya kurang setuju dengan kegiatan atau program yang dilakukan oleh BEM pada tanggal 9 desember itu. Karena percuma saja setelah melakukan mimbar bebas tidak ada tindak lanjutnya lagi.
Rin :
 Iy. Tapi mungkin semuanya masih dalam proses kita menunggu saja tow hasil akhirnya.
Los :
 (nada sedikit emosional)
Tapi kapan di tindak buktinya sampai saat ini kita tidak lagi mendengar informasi tentang hal ini.
Eman :
Dari pada kamu dua debat begini mendingan kita tanya langsung saja ke cCimen selaku Ketua BEM disni.
Chimenk:
 (Sinis)
 Begini apa yang dikatakan oleh Los itu ada benarnya juga, tapi sebenarnya bukan tidak ada tindak lanjutnya tetapi ini masih dalam proses. Karena liburan baru masuk jadi kami teman-teman masih melakukan koordinasi untuk menentukan tanggal pertemuan guna membahas hal ini.
Arlen:
 Oke bro.  Tapi Saya sarankan agar pertemuan dalam rangka pembahasan tentang tindak lanjut dari orasi yang kita lakukan sebelumnya tu, sebaiknya teman-terman BEM jg harus melibatkan mahasiswa atau pake utusan dari berbagai fakultas da kampus ini.
Nona:
 Saya sangat setuju dengan usulan dari K Arlen.
Chimenk:
Oke konco.. nanti baru saya bicarakan di Teman-teman BEM untuk perwakilan dari setiap fakultas atau melibatkan mahasiswa seperti yang konco katakana tadi..
Scene 6 Int. Ext. Halaman kampus
Cast; Jhon sena, berto, Brembo, Chivo.
Jhon sena memboncengi Berto, brembo memboncengi Chivo mengendari motor dari arah gerbang menuju ke tempat parker tepatnya di depan kantin. Ke empatnya berjalan menuju kantin menemui teman-teman yang sudah ada dikantin.
Scene 7 Int. Dalam kantin (Siang)
Cast; Jhon, berto, Chivo, Brembo, Lolek dan teman-teman mahasiswa yang lainnya (Mahasiswa yang apatis).
Jhon sena:
 (Sambil ketuk meja)
Aduh Bro!!! kamu ni keterlaluan ngeri saya sudah sms bilang datang ke pesta nikahnya Kaka saya juga yang datang hanya Berto saja ni ka..
Berto:
  Aduh benar konco!!!kamu rugi tidak mau datang tu,, padahalnya moke dan bir terbuang-buang apalagi cewe-cewe juga banyak lepeng layak… pokonya perfect golo..
Chivo:
Jadi kau pikir kami rugi ka?? Sorry yuaw?? Ko tanya Lolek dengan Brembo thu.. Kami juga minum ngeri… di rumahnya maping menyangkit dia pu ade Ulta na..
Jhon Sena:
Pasti cewe-cewe tidak ada tu..
Brembo:
 Biar cewe tidak ada tapi minumannya layak ngeri bro.. tidak percaya ko tanya maping saja tow.
Brembo, Jhon, Berto dan Chivo: hahahahahahahahahahahaha……………………………
Scene 8 Int. Dalam Kantin (Siang)
Cast: Eman, Brembo, Rentes, Arlen, Jhon sena, Chimenk, Los, Yovi, Nona, Berto, Chivo.
Eman :
 Chivo sudah jam 10 ni kita kuliah dengan Ibu Intan tow???
Chivo:
 Apa??? Kuliah kah.?? Hahahahaha…..epen baek…mendingan duduk dikantin ngopi onak-onak dari pada duduk dalam ruangan dengar Ibu omong yang hanya buat bosan tu buat apa na..????
Eman:
Aduh konco..saat ini Kau senang tapi nanti juga kau sendiri yang terima resiko, percuma ko regis tapi ti pernah masuk kuliah.
Brembo:
Baru ko rept ngeri.. biar tow kalau ko mau kuliah ti kuliah na pigi su tow dari pada kau ajak Chivo,, kalau Dia ti mau ti usah paksa tow…
Arlen:
 Omong dengan mereka tu ti ada guna mendingan bro pi kuliah su.
Eman:
 Oke..bro kalau gitu kamu lanjut su.. saya kuliah dulu nanti baru Kita ketemu lagi eee.
Scene 9 Dalam kantin ( Siang)
Cast; Rin, Los, Rentes,Yovi, Nona, Arlen, Cimenk dan Oan.
Rin:
Saya liat dari tadi duduk murung saja niw,?? Stress ka apa kaka??
Yovi:
 Benar!! saya liat dari tadi k rentes niw tidak seperti biasanya niw???
Chimenk:
 Kalo stress tu omong saja,,jangan hanya diam begitu lama-lama bisa bunuh diri tu..hehehe
Los:
 Benar bro kasitau saja siapa tau kami bisa bantu ka apa??
Oan:
 (sambil tertawa)
 Hehehehe..pasti stress dengan maetua tu..
Rentes:
 (menyambung pembicaraan Oan)
Tidak konco stress dengan Askep nika..mau pi KKN baru sampai saat ini ASKEP juga belum mencapai standar nika..
Yovi: Askep tu apa na ka???
Rentes:
 Askep tu kepanjangan dari Asuhan keperawatan.

Oan:
Kalau gitu kamu pi konsultasi dulu dengan dosen walinya tow biar dia bisa kasih jalan kluarnya trus waktu yang ada ni ko kejar biar nanti kami yang bantu.
Los:
 Benar.. kalau kesulitan hubungi kami saja pastinya kami akan bantu, bro!!
Scene 10 Dalam kantin (siang)
Cast: Rin, Los, Rentes,Yovi, Nona, Arlen, Cimenk , Oan, berto, Chivo, Brembo, Lolek dan teman-teman mahasiswa yang lainnya.
Brembo:
 Los mari gabung ka ada kopi sama roko niw.
Los :
 Oke.. Kamu lanjut su, Kami  juga ada diskusi ni..
Brembo:
 Diskusi apa na?
Los:
 Ni tentang kelanjutan dari aksi BEM tu hari..
Brembo:
 Aduh..hari gini bahas tentang kampus?? Ti ada guna bro.. baru untungnya apa na buat kita.
Los:
 Bro….Kalau kau berpikir begitu trus kapan kau bisa tahu tentang organisasi atau hal-hal ilmiah lainnya..percuma bro kalau ke kampus hanya buat hura-hura atau duduk di kantin hanya untuk senang trus pulang.
Chimenk:
 (memanggil Brembo) Bro ko kesini dulu.
Brembo:
Berjalan menuju kelompoknya chimenk..
Chimenk:
 Ko duduk dulu.. begini bro sebenarnya pemikiran kau tu salah, jika ko pegang pada prinsip kapan kau bisa wisuda??
Los:
 Benar dikatakan oleh chiming tu.. kalau mau berhasil mulai dari sekarang supaya ketika anda sudah dapat gelar pastinya kau bisa aplikasikan ko punk Ilmu di tengah masyarakat atau di dunia kerja>.. tapi kalau kau pada prinsipnya yang salah itu?? Apa yang kau buat nanti?? Tidak ada dan au akan menyesal sendiri karena sebelumnya kau sudah buang peluang di bangku perkulihan ini..
Brembo
 (Menunduk diam dan sambil angguk-anggukan kepala)
Benar juga konco makasih ee atas sarannya..saya janji akan merubahnya dan mencoba untuk bergabung dengan teman-teman.
Karakteristik Tokoh:
1.       Rin:  Mahasiswi Unipa (PSIKOLOGI):  Pendiam n Suka mencari tahu
2.       Los; Mahasiswa Unipa yang punya idealisme tinggi dan kalau berbicara intonasi suaranya keras dan semangat.
3.       Eman: Mahasiswa Unipa (KOMUNIKASI): mempunyai watak  selalu meleraikan teman-teman yang sedang berdebat atau konflik.
4.       Chimenk: Mahasiswa Unipa (KOMUNIKASI):  mempunya jabatan Ketua BEM UNIPA. Berwibawah dan suka mendengarkan serta sangat peduli terhadap masalah yang dihadapi oleh teman-teman.
5.       Arlen: Mahasiswa Unipa (PGSD): agak keracakan tapi jeli dalam menanggapi setiap persoalan atau diskusi.
6.       Brembo: Mahasiswa Unipa (PERTANIAN): orangnya keracakan dan banyak omong.
7.       Rentes: Mahasiswa Unipa (KESEHATAN): terbuka ketika menghadapi persoalan pribadi.
8.       Oan: Mahasiswa Unipa (Kesehatan) : selalu memberikan motivasi atau solusi ketika teman lagi membutuhkan atau dalam keadan stress.

Selasa, 28 Januari 2014

PRINSIP-PRINSIP DASAR MANAJEMEN DALAM MEDIA MASSA



Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Sementara itu, Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal; dalam berbagai bidang seperti industri, pendidikan, kesehatan, bisnis, finansial dan sebagainya. Dengan kata lain efektif menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya suatu proses mencapai tujuan tersebut. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 553, 1990) menyebutkan, manajemen adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mecapai sasaran.
Bagaimana Menerapkan Kebijakan dan Strategi
Semua kebijakan harus didiskusikan dengan semua personel manajerial dan staf.
 Manajer harus mengerti dimana dan bagaimana mereka menerapkannya.
Rencana sebuah tindakan harus diberitahukan pada setiap departemen.
Kebijakan dan strategi harus diperiksa ulang secara berkala.
Perencanaan cadangan harus dipikirkan dalam kasus perubahan.
 Fungsi Manajemen
Manajemen beroperasi melalui bermacam fungsi, biasanya digolongkan pada perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan atau motivasi dan pengaturan.
Perencanaan: memutuskan apa yang harus terjadi esok hari dan seterusnya dan membuat rencana untuk dilaksanakan.
Pengorganisasian: membuat penggunaan maksimal dari sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana dengan baik.
Leading/Kepemimpinan dan Motivasi: memakai kemampuan di area ini untuk membuat yang lain mengambil peran dengan efektif dalam mencapai suatu rencana
Pengendalian: monitoting – memantau kemajuan rencana, yang mungkin membutuhkan perubahan tergantung apa yang terjadi
 Tingkatan Manajemen Keredaksian
Pimpinan Redaksi
Merupakan manajemen tingkat atas. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi keredaksian secara umum dan mengarahkan jalannya proses redaksi.
Middle management atau manajemen tingkat menengah bertugas sebagai penghubung antara manajemen puncak dan manajemen lini pertama, misalnya Wakil Pimpinan Redaksi atau Redaktur Pelaksana.
Lower management atau manejemen lini pertama (first-line management) adalah manajemen yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Manajemen ini dikenal pula dengan istilah manajemen operasional. Umumnya para redaktur halaman atau redaktur desk. Ada khusus halaman ekonomi, politik, pendidikan, kriminal, hukum dst.
 ManajemenMengandungLimaFungsi:
1.perencanaan
2.pengorganisasian
3.kepemimpinan
4.koordinasi
5. pengaturan
Manajemen Keredaksian
Manajemen keredaksian dapat diartikan proses antar orang yang merupakan satu kesatuan secara efektif dalam sebuah organisasi media massa untuk mencapai tujuan atau sasaran. Manajemen keredaksian adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi dan pemeliharaan orang-orang dengan tujuan membantu mencapai tujuan organisasi (pers), individual dan masyarakat. Paling penting adalah bagaimana individu-individu yang terlibat dalam organisasi harus mampu terlebih dahulu memanajemen pribadinya masing-masing. Manajemen pribadi tersebut meliputi beberapa hal antara lain: perencanaan kegiatan, pengorganisasian kegiatan, pelaksanaan kegiatan, evaluasi kegiatan dan pengawasan kegiatan dengan pemanfaatan waktu seefektif dan seefisien mungkin. Bila tiap individu di dalam organisasi menyadari betul akan posisi masing-masing dengan job description (deskripsi tugas) yang jelas dan tegas, maka perencanaan akan mudah dibangun dan diterapkan.
Ada dua bagian besar sebuah penerbitan pers atau media massa: Bagian Redaksi (Editor Department) dan Bagian Pemasaran atau Bagian Usaha (Business Department). Bagian Redaksi dipimpin oleh Pemimpin Redaksi. Bagian Pemasaran dipimpin olen Manajer Pemasaran atau Pemimpin Usaha. Di atas keduanya adalah Pemimpin Umum (General Manager). Ada juga Pemimpin Umum yang merangkap Pemimpin Redaksi.
Bagian Redaksi tugasnya meliput, menyusun, menulis, atau menyajikan informasi berupa berita, opini, atau feature. Orang-orangnya disebut wartawan. Redaksi merupakan merupakan sisi ideal sebuah media atau penerbitan pers yang menjalankan visi, misi, atau idealisme media.Bagian Redaksi dikepalai oleh seorang Pemimpin Redaksi. Di bawah Pemred biasanya ada Wakil Pemred yang bertugas sebagai pelaksana tugas dan penanggungjawab sehari-hari di bagian redaksi.
Pemred/Wapemred membawahi seorang atau lebih Redaktur Pelaksana yang mengkoordinasi para Redaktur (Editor), Koordinator Reporter atau Koordinator Liputan (jika diperlukan), para Reporter dan Fotografer, Koresponden, dan Kontributor. Termasuk Kontributor adalah para penulis lepas (artikel) dan kolumnis. Di Bagian Redaksi ada pula yang disebut Dewan Redaksi atau Penasihat Redaksi. Biasanya terdiri dari Pemred, Wapemred, Redpel, Pemimpin Usaha, dan orang-orang yang dipilih menjadi penasihat bidang keredaksian. Ada pula yang disebut Staf Ahli atau Redaktur Ahli, yakni orang-orang yang memiliki keahlian di bidang keilmuwan tertentu yang sewaktu-waktu masukan atau pendapatnya sangat dibutuhkan redaksi untuk kepentingan pemberitaan atau analisis berita. Bagian lain yang terkait dengan bidang keredaksian adalah Redaktur Pracetak yang membidangi tugas Desain Grafis (Setting, Lay Out, dan Artistik) serta Perpustakaan dan Dokumentasi. Dalam hal tertentu, bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dapat masuk ke bagian Redaksi.
Tugas
Pemimpin Umum (General Manager)
Ia bertanggung jawab atas keseluruhan jalannya penerbitan pers, baik ke dalam maupun ke luar. Ia dapat melimpahkan pertanggungjawabannya terhadap hukum kepada Pemimpin Redaksi sepanjang menyangkut isi penerbitan (redaksional) dan kepada Pemimpin Usaha sepanjang menyangkut pengusahaan penerbitan.
Pemimpin Redaksi
Pemimpin Redaksi (Editor in Chief) bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari. Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media massa yang dipimpinnya. Di suratkabar mana pun, Pemimpin Redaksi menetapkan kebijakan dan mengawasi seluruh kegiatan redaksional. Ia bertindak sebagai jenderal atau komandan yang perintah atau kebijakannya harus dipatuhi bawahannya. Kewenangan itu dimiliki katena ia harus bertanggung jawab jika pemberitaan medianya ?digugat? pihak lain. Pemimpin Redaksi juga bertanggung jawab atas penulisan dan isi Tajuk rencana (Editorial) yang merupakan opini redaksi (Desk opinion). Jika Pemred berhalangan menulisnya, lazim pula tajuk dibuat oleh Redaktur Pelaksana, salah seorang anggota Dewan Redaksi, salah seorang Redaktur, bahkan seorang Reporter atau siapa pun ? dengan seizin dan sepengetahuan Pemimpin Redaksi? yang mampu menulisnya dengan menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual.
Dewan Redaksi
Dewan Redaksi biasanya beranggotakan Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan Wakilnya, Redaktur Pelaksana, dan orang-orang yang dipandang kompeten menjadi penasihat bagian redaksi. Dewan Redaksi bertugas memberi masukan kepada jajaran redaksi dalam melaksanakan pekerjaan redaksional. Dewan Redaksi pula yang mengatasi permasalahan penting redaksional, misalnya menyangkut berita yang sangat sensitif atau sesuai-tidaknya berita yang dibuat tersebut dengan visi dan misi penerbitan yang sudah disepakati.
Redaktur Pelaksana
Di bawah Pemred biasanya ada Redaktur Pelaksana (Managing Editor). Tanggung jawabnya hampir sama dengan Pemred/Wapemred, namun lebih bersifat teknis. Dialah yang memimpin langsung aktivitas peliputan dan pembuatan berita oleh para reporter dan editor.
Redaktur
Redaktur (editor) sebuah penerbitan pers biasanya lebih dari satu. Tugas utamanya adalah melakukan editing atau penyuntingan, yakni aktivitas penyeleksian dan perbaikan naskah yang akan dimuat atau disiarkan. Di internal redaksi, mereka disebut Redaktur Desk (Desk Editor), Redaktur Bidang, atau Redaktur Halaman karena bertanggung jawab penuh atas isi rubrik tertentu dan editingnya. Seorang redaktur biasanya menangani satu rubrik, misalnya rubrik ekonomi, luar negeri, olahraga, dsb.
 Redaktur Pracetak
Setingkat dengan Redaktur/Editor adalah Redaktur Pracetak atau Redaktur Artistik. Ia bertanggung jawab menangani? Naskah Siap Cetak? (All In Hand/All Up) dari para redaktur, yaitu semua naskah berita yang sudah diturunkan ke percetakan dan sudah diset bersih, desain cover dan perwajahan (tataletak, lay out, artistik), dan hal-ihwal sebelum koran dicetak. Bagian lain di yang berada di bawah koordinasi Redaktur Pracetak adalah Setter atau juruketik naskah. Ia bertugas mengetik naskah yang akan dimuat. Ada pula Korektor yang bertugas mengoreksi (membetulkan) kesalahan ketik pada naskah yang siap cetak.
  Reporter
Di bawah para editor adalah para Reporter. Mereka merupakan? prajurit? di bagian redaksi. Mencari berita lalu membuat atau menyusunnya, merupakan tugas pokoknya.
  Fotografer
Fotografer (wartawan foto atau juru potret) tugasnya mengambil gambar peristiwa atau objek tertentu yang bernilai berita atau untuk melengkapi tulisan berita yang dibuat wartawan tulis. Ia merupakan mitra kerja yang setaraf dengan wartawan tulisan (reporter). Jika tugas wartawan tulis menghasilkan karya jurnalistik berupa tulisan berita, opini, atau feature, maka fotografer menghasilkan Foto Jurnalistik (Journalistic Photography, Photographic Communications). Fotografer menyampaikan informasi atau pesan melalui gambar yang ia potret. Fungsi foto jurnalistik antara lain menginformasikan (to inform), meyakinkan (to persuade), dan menghibur (to entertain).
  Koresponden
Selain reporter, media massa biasanya memiliki pula Koresponden (correspondent) atau wartawan daerah, yaitu wartawan yang ditempatkan di negara lain atau di kota lain (daerah), di luar wilayah di mana media massanya berpusat.
10. Kontributor
Kontributur atau penyumbang naskah/tulisan secara struktural tidak tercantum dalam struktur organisasi redaksi. Ia terlibat di bagian redaksi secara fungsional. Termasuk kontributor adalah para penulis artikel, kolomnis, dan karikaturis. Para sastrawan juga menjadi kontributor ketika mereka mengirimkan karya sastranya (puisi, cerpen, esei) ke sebuah media massa. Wartawan Lepas (Freelance Journalist) juga termasuk kontributor. Wartawan Lepas adalah wartawan yang tidak terikat pada media massa tertentu, sehingga bebas mengirimkan berita untuk dimuat di media mana saja, dan menerima honorarium atas tulisannya yang dimuat. Termasuk kontributor adalah Wartawan Pembantu (Stringer). Ia bekerja untuk sebuah perusahaan pers, namun tidak menjadi karyawan tetap perusahaan tersebut. Ia menerima honorarium atas tulisan yang dikirim atau dimuat.
11. Bidang Pendukung Redaksi
Bagian yang tak kalah pentingnya untuk membantu kelancaran kerja redaksi adalah bagian Perpustakaan dan Dokumentasi serta bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang). Litbang memantau perkembangan sebuah penerbitan, survei pembaca, dan memberikan masukan-masukan bagi pengembangan redaksional dan bagian lainnya, termasuk pembinaan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia.
12. Bagian Usaha (Business Department)
Bertugas menyebarluaskan media massa, yakni melakukan pemasaran (marketing) atau penjualan (saling) media massa. Bagian ini merupakan sisi komersial meliputi sirkulasi/distribusi, iklan, dan promosi. Biasanya, bagian pemasaran dipimpin oleh seorang. Pemimpin Perusahaan atau seorang Manajer Pemasaran (Marketing Manager) yang membawahkan Manajer Sirkulasi, Manajer Iklan, dan Manajer Promosi.
 Prinsip Dasar Sistem Pekerjaan Kewartawan
News Gathering. Hal ini adalah proses awal dari sistem pemberitaan, yakni tahapan satu organisasi media massa yang diwakili wartawannya mulai mengumpulkan berita.
News Editing. Hal ini adalah proses lanjutan dari sistem pemberitaan, yakni tahapan satu organisasi media massa yang diwakili oleh para redaktur melakukan penyuntingan berita.
News Distributing. Hal ini adalah proses akhir dari sistem pemberitan, yakni tahapan satu organisasi media massa menyebarkan berita kepada publiknya.
News Evaluating. Hal ini banyak berkaitan dengan sistem media massa yang senantiasa berupaya mengembangkan mutu -bukan hanya jumlah-beritanya, sehingga menerapkan pola analisa isi (contents analysist) yang biasanya dilakukan oleh satu unit/divisi khusus dalam manajemen keredaksian. Dari tahapan evaluasi tersebut, maka media massa berupaya pula mengadakan perbaikan mutu isi karya jurnalistiknya melalui “editorial clinic” dan pendidikan berkelanjutan (continuing education).
Manjemen sebuah keredaksian pada dasarnya dibuat berdasarkan kebutuhan institusi pers yang bersangkutan. Untuk sebuah penerbitan koordinator liputan penting, namun bagi yang lain tidak. Begitu juga sebaliknya. Tujuan utamanya bagaimana agar institusi keredaksian bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan.
Referensi
http://muhabduh.multiply.com/reviews/item/3
.http://stefanuskim.blogspot.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
Reportase Investigasi: Menelisik Lorong Gelap, Dadi Sumaatmadja, LaTofi Enterprise April2005.
Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa: Ashadi Siregar dkk, Kanisius 1999.

Senin, 27 Januari 2014

ANALISIS FILM MARIED BY ACCIDENT (MBA)


Film                                      : Married by Accident (MBA)

Sutradara                             : Winaldha E Melalatoa

Skenario                               : Ve Handojo
Pemeran utama                   : Nikita Willy, Marcell Darwin.
Produksi                               : MVP Pictures 
Tema umum                         : Kenakalan Remaja

Zaman globanisasi ini ketika berbicara mengenai remaja erat kaitannya dengan perilaku negative. Salah satu perilaku nagatif remaja akan tergambar pada analisis film “Maried By Accidient” semoga hasil pembahasan berikut sangat bermanfaat bagi kaula muda. Inilah gambaran dari film MBA…….
Sinopsis singkat /gambaran umum dari film MBA
 Raskal dan ole adalah sepasang kekasih yang yang masih duduk dibangkuh SMA. Keduanya menjalin hubungan asmara dengan setia. Hubungan keduanya ini juga mendapat dukungan penuh dari teman-teman terlebih teman dekatnya Raskal; Jojo dan Rendy serta kakaknya Ole; Stela. Bentuk dukungan ini mengarah kepada perilaku negatif. Yakni motivasi mengenai pacaran yang mengarah pada perbuatan yang tak selayaknya dilakukan oleh sepasang kekasih yakni melakukan hubungan selayaknya suami istri atau hubungan intim sebelum nikah. Karena pengaruh pergaulan dan faktor lingkungan (internal dan eksternal) mengakibatkan Ole dan Raskal, sepasang kekasih ini melakukan hubungan intim (seks sebelum nikah) alhasil Ole hamil sebelum nikah dan masih berumur belasan tahun (Umur  SMA)  dan Ole pun tidak melanjutkan pendidikan di SMA sedangkan  Raskal harus bertanggung jawab atas dirinya Ole sekalipun  hidupnya masih bergantungan dengan orang tua. Yang menjadi faktor utama terjadi MBA dalam film ini adalah kurangnya pendidikan dari dalam keluarga. Dimana Orang tua selaku pendidik sekaligus penanggug jawab anak sama sekali tidak menjalankan perannya. Hal I ni terlihat dari kedua orang tua Raskal dan Ole yang selalu memfokuskan diri pada kesibukan masing-masing tanpa menjalankan fungsi oarng tua dalam hal mendidik, petuah,memotivasi umumnya mengarahkan anak pada kehidupan yang baik dan mapan secara moral dan mentalitas. Adapun faktor dari dalam keluarga lainya yakni, perilaku sang Kakak yang melakukan sex bebas dirumah. Pada masa kehamilan, Ole dan Paskal mencoba untuk mengugurkan bayi yang ada dalam kandungan namun niat bejat ini tidak terjadi karena muncul kesadaran dari keduanya tentang Anak dan masa depan mereka. Kehamilan Ole awalnya dirahasiakan dari orang tua mereka, namun pada akhirnya ketahuan. sebelum mendapat restu, Ole dan paskal harus berusaha membuktikan cinta mereka kepada sang orang tua karena dengan kejadian itu masing-masing orang tua sangat-sangat menentang hubungan keduanya, dengan mempertimbangkan berbagai faktor. Berkat kerja keras berupa pembuktikan cinta, Ole dan Raskal menjadi sepasang suami istri yang sah. Cerita dari film ini di tutup dengan kebahagian dari Ole dan Raskal keduanya hidup bersama tetapi Paskal harus melanjutkan kuliah demi masa depan mereka kelak.
Analisis detail dari Film MBA
Awal dari film ini langsung menyorot pada hal-hal yang menjadi sebab terjadi Maried by accident atau hamil karena kecelakan atau juga hamil tak terduga. Faktor utama dari film terjadi MBA dalam film ini
Ø  Kurangnya Didikan moral dari orang tua
Orang tua Ole yang keseharian mereka hanya fokus pada kesibukan masing-masing. Sang Ayah menghabiskan waktu di Rumah dengan mendengarkan music dan karokean, Ibu Ole adalah tipe wanita yang memelihara komolekan tubuhnya dan koleksi produk-produk terbaru dengan menghabiskan waktu di TV untuk mencari tahu produk-produk baru tersebut.
Sementara sang kakak, Stela tipe wanita yang ngeres, hobinya berpacaran dan melakukan hubungan sex di rumah dan di ketahui Ole. Dan selalu memberikan motivasi tentang ML kepada Ole. (00:10:05) dan (00:20:22)
Begitupun dengan orang tua Raskal, semnjak kepergian sang Istri Sang ayah selalu memfokuskan dirinya dengan  bisnis dan menghabiskan waktu luang dengan hobinya melukis, sesekali mengajak paskal bermain bola tanpa memberikan pendidikan moral kepada sang anak, Raskal.(00:10:11) dan (00:38:05)
Ø  Faktor Lingkungan pergaulan
Lingkungan juga memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pola perilaku. Dalam film ini Raskal sangat terpengaruh dengan teman-teman sepergalauannya, Jojo dan Rendy yang gemar nonton film porno dan selalu mendorong Raskal untuk segera melakukan hubungan sex dengan Ole, pacarnya Raskal karena menurut mereka pacar tanpa hubungan sex adalah hampa. Tidak cumin sekedar itu kedua teman Raskal pun memberikan tantangan kepada Raskal untuk melakukan hubungan intim dengan pacarnya. (00:08:20).
Ø  Pengendalian diri
Raskal dan Ole terlarut dalam situasi romantisme dan napsu sex yang berlebihan yang mengakibatkan Ole hamil diluar perencanaan. Tanpa pertimbangan dari segala aspek, keduanya pun melakukan perbuatan terlarang bagi orang terlebih para remaja yang masih dalam taraf pacaran dan usia masih dini tersebut. (00:17:00).
Ketiga faktor ini yang menjadi penyabab hamil diluar nika pada masa remaja dalam film ini.
Happy Ending
Film ini berakhir dengan kebahagiaan, dimana pemeran Utama,  Raskal dan Ole akhirnya hidup sebagai keluarga kecil yang bahagia setelah melewati berbagai masalah. Artian hubungan keduanya mendapat restu dan perhatian yang baik dari masing-masing Orang tua dan keluarga.
Kilas pengetahuan tentang MBA
Kasus MBA inibiasanya terjadi pada usia remaja, dengan faktor pendukungnya adalah: Pedidikan dari dalam keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan Sekolah, Iman (tahan godaan) atau pengendalian diri). Setiap sebab pasti ada akibatnya, mungkin kata ini lebi tepat untuk kasus MBA ini. Hal pertama yang ditimbulkan dari kasusu MBA adalah rasa malu dari pelaku, terhadap keluarga, teman dan lainnya. Efek lain dari MBA ini, adalah rasa frustrasi pada si pelaku yang dapat mengakibatkan bunuh diri, perbuatan dosa yakni menggurkan kandungan, serta menjadi buah bibir masyarakat disektarnya karena telah memberikan contoh kurang baik terhadap regenerasi. Terjadinya KDRT karena nikah di usia yang masih labil.
Pesan Moral
Kepada semua kita wajib bertanggung jawab dalam mencegah MBA, karena itu untuk saling menyadarkan agar berbagai hal buruk yang merupakan akibat dari MBA dapat diantisipasi dengan baik dan agar terjadi regenerasi yang baik dari segi moralitas.
Berfikirlah panjang sebelum bertindak, karena semua resikonya diri sendirilah yang menanggung”

SEKIAN